Makna Hadits Secara Umum
Hadits yang sangat sederhana ini menggambarkan tentang penggabungan dua hakekat besar, hakekat kebaikan dunia dan hakekat akhirat dalam satu hal; yaitu dalam mempermudah ketika bertransaksi bisnis dengan pihak lain. Karena memudahkan orang lain (baca ; customer) dalam bertransaksi bisnis di satu sisi merupakan aspek duniawi yang tentunya akan mendatangkan maslahat duniawi berupa bertambah senang dan bertambah banyaknya konsumen, perputaran bisnis yang cepat, dan sebagainya.
Namun di sisi lain, hal ini juga merupakan “ibadah” dan sunnah dalam muamalah, yang oleh karenanya akan mendapatkan rahmat Allah dan juga bahkan (dalam riwayat lain) mendapatkan ampunan Allah SWT. Ketiga hal tersebut adalah; memudahkan orang lain ketika membeli, ketika menjual dan ketika menagih pembayaran (baca ; menagih hutang).
Keutamaan Bisnis Dalam Islam
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bisnis merupakan amaliyah yang memiliki banyak keutamaan. Begitu besar keutamaan bisnis ini, hingga Allah SWT ketika menggambarkan tentang keutamaan kehidupan akhirat, Allah SWT menggambarkannya dengan bisnis (QS. As-Shaf/ 61 : 10 – 13) :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ* تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ* يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ* وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ*
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga `Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
Pentingnya Memudahkan Customer Dalam Bisnis
Sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas, bahwa Allah SWT akan memberikan rahmat (dalam riwayat lain bahkan memberikan ampunan) kepada seseorang dalam bertransaksi dengan orang lain, ketika melakukan tiga hal: ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih pembayaran (baca ; hutang).
Jika dicermati, ketiga hal sederhana ini merupakan kunci sukses dalam berbisnis. Pebisnis manapun akan melihat, bahwa membeli (ketika membeli barang untuk kemudian dijual kembali), menjual barang/ produknya dan juga ketika menagih pembayaran dalam transakis jual beli, merupakan inti dari sebuah usaha atau bisnis. Dan ketika ketiga hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, tentunya juga akan memperlancar usaha bisnisnya. Sebaliknya jika ketiga proses tersebut terhambat, maka sedikit banyak juga akan menghambat proses bisnisnya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa Allah akan memberikan rahmat kepada orang yang memudahkan orang lain dalam ketiga proses bisnis tersebut.
Memudahkan orang lain dalam ketiga proses bisnis di atas, sekaligus juga memberikan makna mempermudah orang lain, dalam proses mencari riziki orang tersebut. Dan hal ini, sangat sejalan dengan hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membebeaskan seorang mu’min dari himpitan kehidupan di dunia, maka Allah akan membebaskannya kelak dari himpitan di hari akhir. Dan barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya kesulitannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah pun akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba, selagi hamba tersebut selalu menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Kata “samhan” dalam hadits di atas, diterjemahkan dengan “bisuhulah” (dengan memudahkan) oleh Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam Fathul Barinya. Kata samhan sendiri secara bahasa memiliki arti longgar, toleransi, membuat orang lain senang, dan juga memperbolehkan. Sehingga seorang pebisnis yang baik, ia akan memudahkan, toleransi dan menyenangkan orang lain ketika bertransaksi dengannya. Sehingga siapapun “betah” dan puas ketika bermuamalah dengannya. Baik ketika jual beli, maupun ketika menagih pembayaran (hutang). Untuk yang terakhir ini, terdapat pelajaran khusus, sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an :
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. 2 : 280)
Artinya tetap memberikan kelapangan pada pihak yang berhutang, khususnya jika sedang dalam kondisi kesulitan. Pada hadits sebelumnya disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dan barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya kesulitannya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim). Namun tidak dibenarkan juga, karena alasan ini, akhirnya membuat orang menunda-nunda pembayaran hutangnya. Karena dalam hadits lain Rasulullah juga bersabda, “Orang mampu yang menunda-nunda pembayaran hutang adalah dzalim”. (Muttafaqun Alaih).
Diantara Bentuk Memudahkan Customer
Membaca hadits-hadits Rasulullah SAW, akan kita jumpai beberapa ajaran sunnah yang terkait dengan memudahkan customer atau mitra binsis dalam berbisnis. Diantaranya adalah :
(1) Mendahulukan dalam pengucapan salam. Salam merupakan doa dari seorang muslim kepada yang lainnya. Salam merupakan sapaan, seseorang terhadap orang lain. Dan setiap orang tentunya suka dan senang jika di sapa terlebih dahulu, apalagi jika sapaan tersebut juga merupakan doa. Salam juga merupakan ‘rahasia’ dalam mempererat hubungan antara seseorang dengan orang lain. Oleh karenanya, salam juga merupakan rahasia, untuk menumbuhkan ‘ikatan hati’ seorang pebisnis terhadap customernya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra berkata, “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? (Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Akan lebih baik lagi tentunya, jika seroang pebisnis memulai salam terlebih dahulu kepada mitra atau customernya, baik malalui telpon, sms, email, surat menyurat, maupun dalam kontak langsung. Memulai mengucapkan salam, merupakan bentuk pemberian perhatian kepada customer. Karena begitu pentingnya salam ini, dalam hadits lain, Rasulullah SAW bahkan menganjurkan agar kita mengucapkan salam, baik kepada orang yang kita kenal, ataupun bahkan terhadap yang belum kita kenal:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ (رواه البخاري)
Dari Abdullah bin Amru ra, bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, amalan Islam apakah yang paling baik? Rasulullah SAW bersabda, “Memberikan makan (pada orang miskin) dan mengucapkan salam baik terhadap orang yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal. (HR. Bukhari).
(2) Memberikan senyuman. Selain menganjurkan mengucapkan salam, kita juga dianjurkan untuk memberikan “senyuman” atau menampakkan wajah yang ceria dan bahagia, khususnya ketika bertemu dengan mitra bisnis (walaupun makna utama dari hadits ini adalah memberikan senyuman secara umum kepada saudara muslim). Dalam sebuah hadits digambarkan :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ الْبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالْعَظْمَ عَنْ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ (رواه الترمذي)
Dari Abu Dzar ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Senyumanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah bagimu, amar ma’ruf dan nahi mungkarmu adalah shadaqah, menunjukkan jalan pada orang yang tersesat adalah shadaqah, membantu penglihatan pada orang yang pandangannya lemah adalah shadaqah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalanan adalah shadaqah, menuangkan air dari timba ke timba saudara kita adalah shadaqah.” (HR. Turmudzi)
Memberikan wajah yang ceria kepada mitra bisnis maupun kepada customer merupakan teknik jitu merenggut “hati” mereka. Wajah ceria maupun senyuman ini, bisa berarti makna hakiki namun bisa juga berarti makna majazi (kiasan). Karena senyuman atau wajah ceria dalam skala yang lebih besar dapat berupa tampilan tempat usaha atau toko yang “nyaman” dan menyenangkan bagi pelanggan. Di samping juga tentunya para petugas, pelayan ataupun pegawai yang senantiasa memberikan senyuman secara makna yang hakikinya.
(3) Memperhatikan keperluan-keperluannya. Memperhatikan keperluan saudara kita merupakan sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW kepada kita. Karena hal ini akan sangat memberikan pengaruh khususnya pada ‘ta’liful qulub’ antar sesama muslim, tidak terkecuali juga terhadap mitra bisnis maupun customer. Karena Islam memandang bahwa memperhatikan kebutuhan orang lain di satu sisi memang terlihat seolah hanya untuk kepentingan custmomer. Namun di lain fihak sesungguhnya hal ini akan berdampak pada kemudahan yang Allah berikan terhadap kebutuhan-kebutuhan kita sendiri. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَمَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ (رواه البخاري)
Dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, …”Dan barang siapa yang (memperhatikan) keperluan saudaranyal, maka Allah SWT pun akan (memperhatikan) keperluan-keperluannya. (HR. Bukhari)
(4) Memulai sejak pagi sekali. Memulai bisnis sejak pagi hari, merupakan salah satu bentuk sunnah Rasulullah SAW dalam berbisnis. Karena memulai bisnis di pagi-pagi sekali menunjukkan kesungguhan seseorang dalam berusaha. Dan bukankah sebagai seoarng muslim, waktu minimal untuk memulai aktivitas adalah ketika waktu azan subuh;
لاَ تَنَامُوْا عَنْ طَلَبِ أَرْزَاقِكُمْ فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْفَجْرِ إِلَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ (رواه الديلمي في الفردوس)
Dari Anas bin Malik ra (beliau mamarfu’kannya dari Rasulullah SAW) bersabda, ‘Janganlah kalian tidur (kembali) untuk mencari rizki kalian, yaitu antara waktu shalat subuh hingga terbitnya matahari. (HR. Dailami dalam Musnad Firdaus)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلاً تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ صَخْرُ بْنُ وَدَاعَةَ (رواه الترمذي وأبو داود وابن ماجه)
Dari Shakhr Al-Amidi ra dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda, ‘Ya Allah berikanlah keberkahan pada umatku pada (atas usaha yang dilakukan) pada pagi hari. Dan bahwasanya Shakr adalah seorang pengusaha, dan ia apabila mengirimkan dagangannya beliau lakukan pada pada waktu pagi hari. Maka ia menjadi kaya dan banyak hartanya.” Abu Daud mengatakan, bahwa ia (Shakr) adalah Shakr bin Wada’ah. (HR. Turmudzi, Abu Daud & Ibnu Majah)
Kesimpulannya adalah, bahwa secara umum mencari rizki dari mulai ba’da subuh atau pagi-pagi sekali, akan membawa keberkahan, di samping juga memiliki nilai pahala yang lebih mulia di bandingkan dengan yang memulai bisnisnya di siang hari.
5. Menjaga silaturahim. Hal lain yang perlu dilakukan seseorang adalah menyambung silaturahim. Karena silaturahim (tidak terkecuali terhadap customer) akan melanggengkan bisnis, dan bahkan meningkatkan keuntungan, baik duniawi maupun ukhrawi. Hal ini dikatakan langsung oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري)
Dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berkeinginan agar rizkinya dilapangkan dan nama baiknya di kekalkan, maka hendaknya ia menyambung tali persaudaraannya.” (HR. Bukhari)
Dalam dunia bisnis silaturahim sangat perlu untuk menjaga kelanggengan hubungan bisnis dengan mitra maupun dengan customer. Karena dengan silaturahim, jalinan persaudaraan akan lebih erat yang oleh karenanya keeratan hubungan lain pun dapat terbina, seperti dalam hubungan bisnis. Karena silaturahim menimbulkan dampak psikologis tersendiri yaitu kedekatan emosional yang lebih terbina dengan baik. Dan di dalam bisnis terkadang seseorang menjalin hubungan bisnis tidak hanya karena harga yang murah atau pelayanan yang baik, namun terkadang hubungan emosional terkadang bisa lebih dominan. Dan alangkah baiknya, ketika pelayanan yang baik, harga yang murah juga dibingkai dengan bingkaian silaturahim. Tentunya hal ini akan menjadi lebih baik lagi. Seandainya pun silaturahim secara fisik agak sulit dilakukan, silaturahim dengan media lainpun juga bisa dilakukan, seperti dengan media telpon, sms, surat, email dsb. Pada intinya, jangan sampai hubungan terabaikan dan terputus begitu saja.